• Hukum Puasa Di Bulan Muharrom

    0

    1. Puasa tanggal 10 yang disebut dengan puasa ‘Asyuro, seperti yang telah disebutkan dalam hadits :

    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ

    Rosulullah SAW bersabda : “Ini (10 Muharrom) adalah hari ‘Asyuro dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)
    2. Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :

    صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

    “Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746).
    3. Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

    عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ حِيْنَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

    “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” ( Muslim : 1134/2666)
    4. Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :

    صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

    “Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).
    5. Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik bulan untuk puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :

    أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ اْلمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

    ”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom, dan sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah Sholat malam” (Muslim No: 2755).
    Kesimpulannya :
    1. Bahwa puasa sepanjang bulan Muharrom adalah puasa yang sangat dianjurkan seperti disebutkan dalam Hadits tersebut di atas.
    2. Sebaik-baik hari dari bulan Muharom tersebut adalah tanggal 10 Muharrom.
    3. Dan setelah 10 Muharrom akan menjadi lebih baik lagi jika ditambah dengan tanggal 9 (sembilan) seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut di atas.
    4. Dan akan lebih baik lagi jika ditambah dengan sehari di tanggal 11 untuk berbeda dengan orang Yahudi dan Nasrani.
    5. Dan untuk lebih baiknya lagi adalah menambah hari di sepanjang bulan Muharrom hingga sempurna.


    Bagaimana kalau salah seorang di antara kita yang berhalangan untuk berpuasa? khususnya bagi perempuan yang lagi Haid?
    Rasulullah saw bersabda:

    مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ
    رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صحي

    “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi, beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”)
  • 9 godaan syaithan laknatullah

    0


    BismillahirRahmanirRahim

    “9 GODAAN SETAN YANG HARUS DIWASPADAI”

    1. Setan itu selalu menggoda manusia untuk memikirkan angan-angan indah yang bisa dijangkau panca indra, karena apa yang diinginkannya adalah agar manusia lalai beribadah.

    2. Setan itu menggoda manusia agar tidak mau mengakui keterlibatan ALLAH dalam urusan rizki sehingga manusia selalu merasakan kesusahan saat ia bekerja.

    3. Setan ingin bahwa manusia bekerja dengan hati penuh kesusahan, banyaknya kebutuhan hidup dan persaingan dalam mencari rizki.

    4. Setan memerlihatkan kepada orang keburukan orang lain agar mereka tidak mau saling tolong-menolong satu sama lain.

    5. Setan selalu berusaha memasukkan sugesti negatif ke dalam hati orang beriman agar merasakan kesusahan.

    6. Setan memerlihatkan banyaknya kebutuhan hidup anda agar anda selalu merasa kekurangan.

    7. Setan menanam benih kebencian dalam kesadaran manusia agar satu sama lain saling bermusuhan dalam kehdupan duniawi ini.

    8. Saat setan menguasai kesadaran manusia maka pikiran akan memandang keburukan sebagai kebaikan.

    9. Setan tidak mengajarkan manusia berpikir dengan benar tapi ia mengajarkan manusia agar selalu merasa benar.

    "Semoga kita selalu dilindungi dari godaan setan yang terkutuk. Aamiin ya rabbal 'alamiin"
  • menahan amarah

    0


    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

    “ Menahan Amarah “

    Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: “Jangan marah, bagimu Surga.” (HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749)

    Rasulullah saw: “Janganlah kau marah, maka kau akan mendapatkan surga” [HR: Ahmad dari Abu Darda`]

    Ya Nabi, berilah aku wasiat” Rasullalah bersabda,”Jangan marah!” ditanya berulang kali dan tetap dijawab, “Jangan marah!” (HR. Bukhari)

    Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang meredam kemarahannya sedangkan ia mampu melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya di hadapan para pemuka makhluk. Bahkan, Dia memilihkan untuknya bidadari, kemudian mengawinkan dengannya sebanyak yang dia kehendaki," (HR. Abu Daud).

    Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

    Dari Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahawa baginda Rasulullah SAW bersabda: Tiada satu tegukan yang ditelan oleh seorang hamba yang disukai oleh Allah daripada satu tegukan marah. Dia menelan kemarahan semata-mata untuk mencari keredhaan Allah. (HR. Ahmad)

    Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).

    dari Ibnu Umar, Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

    Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah.” (HR. Bukhari – Muslim)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari - Muslim)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

    dari Urwah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan, Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)

    Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Iman terbagi dua separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR.Al-Baikaqi)

    Allah berfirman: Jadilah Pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

    Allah berfirman: “…dan hendaklah mereka Memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
  • keutamaan 10hari pertama bulan dzulhijjah

    0


    Alhamdulillah, wa shalawatu was salammu'ala Rasulallah saw, kita telah masuk pada salah satu bulan suci yaitu bulan Dzulhijjah.
    Ini adalah bulan dimana umat Islam menunaikan rukun islam yang kelima, yaitu haji. Disamping itu juga ada ibadah qurban. Dimana umat islam yang mampu harus menyembelih binatang kurban, seperti kambing, sapi atau unta. Di bulan Dzulhijjah ini kita disunahkan untuk berpuasa, utamanya pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Dan berhari raya Idul Adha.
    Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mempunyai keutamaan dan keistimewaan luar biasa. Lihatlah Allah telah bersumpah akan hari-hari tersebut,” Demi waktu fajar dan sepuluh malam (bulan Dzulhijjah)”. (QS. Al-Fajr). Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu kecuali mempunyai makna dan keutamaan yang sangat besar.
    Keutamaan dan keagungan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas “Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud). 
    Lihatlah amal saleh pada hari-hari tersebut disejajarkan bahkan lebih tinggi dari amalan jihad di jalan Allah!
    Amal sholeh adalah perbuatan yang mempunyai nilai manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, jika diiringi dengan rasa keimanan dan keikhlasan karena Allah maka akan mendapat balasan berlipat ganda. Akhlak dan perilaku mulia terhadap sesama tanpa memandang siapupun dia juga merupakan amal saleh. 
    Selain beramal shaleh, sebaiknya isi juga bulan ini dengan memperbanyak istighfar dan taubat. Iastighfar adalah ucapan astaghfirullah. Sedang taubat adalah kembali, yaitu kembali kepada Allah, dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apapun laranganNya.
    Taubat perlu diperkuat dengan memperbanyak taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan amalan-amalan sunah setelah amalan-amalan wajib. Puasa sunah, shalat-shalat sunah, zikir,doa, sedekah, tilawah al-Qur’an adalah bagian dari amalan sunah.
    “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari)
    Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) -puncak dari ibadah haji- dan hari Nahar (Iedul Qurban). “Puasa Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim). 
    Karena itu jangan kita sia-siakan waktu yang sangat berharga ini, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kita isi 10 hari pertama bulan dzulhijjah ini dengan amalan sholeh sesuai dengan kemampuan kita.
    Dari Aisyah ra. sesungguhnya ada seorang pemuda yang apabila datang bulan Dzul Hijjah, keesokan harinya dia selalu berpuasa. Sampailah hal itu kepada Rasullah saw. Lalu beliau berkata:" Apa yang mendorong Anda melakukan puasa pada hari-hari ini?" Pemuda itu menjawab:" Demi bapak dan ibuku sebagai tebusan Anda ya Rasullah, sesungguhnya itu adalah hari-hari masya'ir dan hari-hari haji. Semoga Allah mengikutkan aku dalam do'a mereka." Beliau saw bersabda:"Sesungguhnya setiap hari yang Anda puasakan itu balasan pahalanya dapat mengimbangi seratus budak dan seratus unta dan seratus kuda yang dipakai berjuang di jalan Allah. Lalu apabila datang hari Tarwiyah, Anda akan mendapatkan dua ribu budak, dua ratus ribu unta dan dua ribu kuda yang dipakai berjuang di jalan Allah ta'ala.
    Nabi saw bersabda: "Berpuasa pada hari Arafah mengimbangi puasa dua tahun dan berpuasa pada hari Asyura' sama dengan puasa setahun."
    Nabi saw bersabda: "Apabila datang hari Arafah, Allah akan mencurahkan rahmatNya. Tidak ditemukan pembebasan dari neraka yang lebih banyak dibanding dengan hari itu. Barangsiapa yang meminta kepada Allah pada hari Arafah mengenai suatu kebutuhan dari berbagai kebutuhan dunia dan akhirat, tentu Allah akan mengabulkannya. Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang."
    Hari tarwiyah adalah hari pada tanggal 8 Dzulhijjah. Sedang hari Arafah adalah hari tanggal 9 Dzulhijjah.
    Dari berbagai sumber.
  • Aurat Laki - Laki yang sering di abaikan !

    0


         
          Kewajiban menutup aurat tidak hanya dibebankan kepada perempuan saja, kewajiban tersebut juga dibebankan kepada kaum laki-laki. Sehingga haruslah para kaum laki-laki juga memperhatikan hal ini, kurangnya pembahasan dari para ahlul ilmi membuat hal ini sedikit disepelekan.

           Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Seorang lelaki tidak boleh melihat aurat laki-laki yang lain dan seorang wanita tidak boleh melihat aurat wanita lain.” (HR. Muslim)
    Dalam hal ini ulama berbeda pendapat dan masing-masing pendapat memiliki dalil yang kuat.

           Adapun pendapat yang pertama, mereka menyatakan bahwasanya aurat laki-laki dari pusar sampai lutut. Berpijak pada hadits:

    مَرَّالنَّبِيُّ ص.م جَرْهَدَ فِي الْمَسْجِدِ وَقَدْانْكَشَفَ فَخْذَهُ فَقَالَ إِنَّ الْفَخْذَ عَوْرَةٌ
    “Nabi shollallahu alaihi wasallam melewati Jarhad ketika di dalam masjid dan pahanya telah terbuka maka Nabi bersabda, “Sesungguhnya paha itu aurat.” (HR. At-Tirmidzi dari Sufyan dari kakeknya).
    Dan dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad Bin Jassy bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam lewat pada Mukmar dan bersabda tutuplah kedua pahamu, karena paha itu aurat.
    Dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu sesungguhnya Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda :
    الفَخْذُ عَوْرَةٌ
    “Adapun paha itu aurat.” ( HR. Al Bukhari dan At Tirmidzi )
    Adapun pendapat yang kedua mereka menyatakan bahwa paha, pusar dan lutut itu tidak termasuk bagian aurat. Ini berdasarkan hadits :
    إِنَّ النَّبِيَّ ص.م يَوْمَ خَيْبَرَ حَسَرَ اْلإِزَارَعَنْ فَخْذِهِ حَتيَّ إِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَي اْلأَبْيَضِ فَخْذِهِ
    “Bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam pada waktu perang Khaibar menyisingkan kain dari pahanya sampai kelihatan olehku pahanya yang putih itu.” (HR. Ahmad dan Bukhari dari Anas Bin Malik).
    Imam Ahmad berpendapat sesungguhnya aurat adalah sahataani (kemaluan dan dubur) dan paha bukanlah aurat. Maka dibolehkan bagi laki-laki shalat dengan pahanya terbuka.
    Kesimpulan
    Imam Bukhari mengomentari dua hadits di atas bahwa hadits sahabat Anas radiyallahu anhu itu lebih kuat sanadnya sedangkan hadits Jarhad menunjukkan untuk lebih berhati-hati.
    Hendaknya kita juga berpakaian sopan santun dan beradab baik ketika menghadap kepada Allah maupun dalam pergaulan sesama manusia, dikarenakan:
    الحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ
     “Malu adalah sebagian dari iman.”
    Dihadapan perempuan
    Setelah menbaca penjelasan di atas maka kita bisa simpulkan bahwa dada laki-laki bukanlah aurat, akan tetapi jika dapat menimbulkan fitnah ketika ada wanita yang melihatnya maka dada itu harus ditutup, terlebih lagi Allah Ta’ala berfirman yang ditujukan kepada wanita mukminat,
    وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
    “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya.” (QS. An Nuur: 31)
    Kandungan ayat ini secara dhohir memang ditujukan kepada kaum mukminat sebagai subjek yang memandang, dan secara tidak langsung juga memerintahkan kepada kaum laki-laki sebagai objek yang dipandang mampu dan ikut menjalankan ayat ini dengan tidak seenaknya membuka auratnya.
    Wallahu a’lam bishshawab.
    Referensi :
    • Sunan At Tirmidzi IV/364.
    • Fiqhus Sunnah I/148.
    • Sunan Ash Shaghir I/114
    • Majmu’atul Fatawa IV/248.
  • INGIN MEMALSUKAN AL QURAN, TETAPI MALAH MASUK ISLAM

    1



    Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Allah Subhanahu wa ta’ala berjanji didalam al-Quran, bahwa Dia akan menjaga al-Quran. firman-Nya:

    “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar – benar memeliharanya.” [al-Quran surat Al-Hijr ayat 9]

    Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan kisah menarik yang berhubungan dengan pemeliharaan al-Quran didalam kitab Tafsir nya (10/5,6)

    Berikut kisah nya : ..

    Khalifah Al-Ma’mun (adalah) seorang kepala negara yang memiliki sebuah majelis diskusi.

    Kemudian sejumlah orang yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan bertubuh wangi masuk kedalam majelis tersebut, ia ikut berbicara. Pembicaraan nya sangat bagus dan gaya bicaranya indah.

    Ketika majelis tersebut selesai, Khalifah Al-Ma’mun memanggilnya dan bertanya kepadanya: “Apakah kamu orang Israil?”

    Ia menjawab : “Ya”

    Al-Ma’mun kemudian berkata kepadanya : “Masuklah kedalam agama Islam, agar aku bisa berbuat sesuatu kepadamu.!”

    Ia lalu menjanjikan sesuatu kepadanya. Tetapi orang itu menjawab : “Agamaku adalah agama nenek moyangku.” Ia kemudian pergi

    Setelah setahun kemudian, ia datang lagi dalam keadaan telah memeluk agama Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fikih, terlihat dari tema pembicaraan nya.

    Ketika majelis telah selesai, Ma’mun memanggilnya dan berkata : “Bukankah kamu dulu pernah datang?”

    Ia menjawab : “Ya, benar”

    Khalifah Al-Ma’mun bertanya lagi : “Apa yang menyebabkan mu memeluk agama Islam?” Ia pun bercerita :

    Katanya : “Ketika aku pergi dari hadapan yang mulia, aku bermaksud menguji kebenaran agama – agama ini. Padahal baginda saat itu memandangku orang baik.

    Aku kemudian mencari Taurat dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku menambahkan dan mengurangi isinya. Aku kemudian menawarkan nya ke biara (rumah ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga naskah tersebut dariku.

    Setelah itu aku mengambil Injil dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk kedalam gereja (rumah ibadah nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah itu dariku.

    Aku kemudian mengambil al-Quran dan membuat tiga naskah salinan nya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukkan ke tempat penjual kertas, mereka (penjual kertas yang muslim itu) membolak balik lembaran nya.

    Ketika mereka mendapatkan ada tambahan dan kekurangan padanya, mereka membuangnya dan tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu bahwa al-Qur’an ini terjaga. Dan itulah yang menyebabkan aku masuk Islam.”

    [At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah. Terjemahan nya Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet Pustaka Azzam]

    Demikianlah, salah satu kisah bagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga al-Quran melalui para penghafal al-Quran.

    Wallahu a'lam bishshawab, ..
  • Kisah Tragis Detik-Detik Kematian Mirza Ghulam Ahmad Sang Nabi Palsu

    0
    Nabi Muhammad Shollallahu;alaihiwasallam bersabda:

    “Sesungguhnya akan ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka semua mengaku nabi. Padahal, aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (Hadits Riwayat Abu Dawud (3710), At-Tirmidzi (2145), Ibnu Majah (3942), Ahmad (21361) )

    Mubahalah antara Mirza dan Syekh Tsanaulloh

    Mubahalah artinya: Memohon keputusan Allah diantara dua orang yang berseteru, biarlah Allah yang MENGHUKUM LANGSUNG siapa diantara mereka yang berdusta. Nabi Muhammad pernah menantang para Ahlul Kitab untuk ber MUBAHALAH, namun mereka tidak berani memenuhinya, sesuai firman Allah: "Tsumma Nabtahil Fanaj’al La’natallahi ‘Alal Kaadzibiin”= kemudian mari kita ber MUBAHALAH, biarlah Allah menentukan Laknatnya agar dijatuhkan pada mereka yang berdusta” (Ali.Imron 61).

    Adalah Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri seorang ulama muslim dari negeri India yang mengetahui cerita dari Mirza Ghulam Ahmad. Beliau termasuk salah seorang ulama’ yang paling menentang tegas dan keras tentang keberadan nabi palsu ini. Penolakan ini kemudian terdengar di telinga sang nabi palsu tersebut. Maka karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah.

    Pernyataan tegas Ghulam Ahmad tersebut berbunyi:
    ”Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak… Maka aku banyak tersakiti olehmu… Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang… Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah.”

    ”Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati dan tidak diadzab oleh Allah semasa aku hidup, maka berarti AKU BUKAN RASUL DARI ALLAH…

    ”Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandangan-Mu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku –Amin–. Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya….Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah.”

    (kutipan ini dicatat oleh Ash Shamad al Mau’ud pada Tabligh Risalat juz 10 hal. 120)

    Apa yang terjadi? Setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu, justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri.
    Anak Mirza Gulam Ahmad yaitu Basyir Ahmad menceritakan:
    Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa Ghulam Ahmad pergi ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu dia ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia pergi lagi ke WC. Namun sekarang ia tidak dapat pergi ke WC, karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.”
    (termaktub dalam risalah Siratul Mahdi hal. 109 karya Basyir Ahmad)

    Mertuanya juga menerangkan:
    “Malam ketika sakitnya Mirza Ghulam Ahmad, aku tidur di kamarku. Ketika sakitnya semakin parah, mereka membangunkan aku dan aku melihat rasa sakit yang dia derita. Dia katakan kepadaku, ‘Aku terkena kolera.’ Kemudian tidak bicara lagi setelah itu dengan kata yang jelas, sampai mati pada hari berikutnya setelah jam 10 pagi.”
    (termaktub dalam risalah Hayat Nashir Rahim Ghulam Al-Qadiyani hal. 14)
    Akhirnya Mirza Ghulam Ahmad, sang nabi palsu, mati tanggal 26 Mei 1908 terkena wabah Kolera…….
    Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematian Mirza Ghulam Ahmad selama hampir 40 tahun. Allah Ta’ala Yang Maha Berkuasa di atas segalanya. Maka terkuak sudah tirai palsu sang pendusta… ………….Subhanalloh!


    Salam

    Uwie
  • HUKUM ZIARAH KUBUR

    0
    Assalamu'alaikum ...

    Afwan, kami selaku admin jarang posting.. karena kegiatan kami masing-masing.. :D
    Kali ini kami akan berbagi pengetahuan tentang Ziarah Kubur. Sebagian banyak yang belum tau bukan tentang hukum ziarah kubur? semoga ini bermanfaat ya ^_^


    Oleh : Al Ustad. Kyai Thobary Syadzily

    Di dalam kitab "Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Shalihin" jilid 1 halaman 499 masalah hukum ziarah kubur diterangkan sebagai berikut:

    باب استحباب زيارة القبر للرجال و ما يقوله الزائر
    عن بريدة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها . رواه مسلم . و في رواية : فمن أراد أن يزور القبور فليزر , فانها تذكر نا الأخرة
    الحديث رواه مسلم فى الجنائز (باب استئذان النبي صلى الله عليه و سلم ربه عز و جل في زيارة قبر أمه
    أفاد الجديث : مشروعية زيارة القبور , و اتفق العلماء على أنها مندوبة للرجال و خاصة لأداء حق نحو والد و صديق , لما فيها من تذكير بالأخرة و ترقيق للقلوب بذكر الموت و أحواله , كما ورد فى الأحاديث * و أما النساء فتكره لهن الزيارة , لما ورد من النهي عن ذلك , و قد تحرم اذا اقترنت زيارتهن بمحظور شرعي , كما اذا خشيت الفتنة أو رفعن أصواتهن بالبكاء , و قد تباح لهن الزيارة اذا قرب المصاب و لم يكن ثمة محظور شرعي * يندب زيارة قبر النبي صلى الله عليه و سلم * جواز النسخ في الشريعة الاسلامية , فقد حرم صلى الله عليه و سلم زيارة القبور أول الأمر لقرب عهد الناس بالجاهلية و ما كان فيها من وثنية و ما كانوا يفعلونه عند القبور من نياحة و غيرهما مما حرم الاسلام , ثم نسخ التحريم بعد أن اتضحت عقيدة التوحيد و رسخت قواعد الاسلام و استبانت أحكامه * على المؤمن أن يذكر نفسه بالموت , و أنه سيكون فى عداد الموتى ان عاجلا أو أجلا

    Artinya:
    BAB SUNNAH ZIARAH KUBUR BAGI LAKI-LAKI DAN BACAAN YANG DIUCAPKAN OLEH PEZIARAH

    Dari Buraidah radiyallahu 'anhu telah berkata: Rasulullah saw bersabda: "Tadinya aku melarang kalian berziarah, tapi kini berziarahlah kalian ! (Hadits Riwayat Muslim)"

    Dalam riwayat lain dikatakan: "Maka barangsiapa yang ingin ziarah kubur, maka berziarahlah ! Karena, sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan akherat".

    Hadits Riwayat Muslim Menerangkan Tentang Jenazah (Bab meminta izin Nabi saw kepada Allah swt dalam masalah ziarah ke makam ibu beliau).

    Faedah (maksud) Hadits :

    Ziarah kubur disyari'atkan dalam Islam. Para ulama telah sepakat menyatakan bahwa ziarah kubur hukumnya disunnahkan bagi kaum laki-laki, khususnya untuk melaksanakan hak seperti: ayah dan teman, mengingat mati, dan melembutkan hati dengan cara mengingat mati berikut tingkah-tingkahnya, sebagaimana keterangan-keterangan yang berlaku di dalam hadits-hadits Nabi saw.

    Adapun wanita hukumnya dimakruhkan dalam ziarah kubur. Karena, ada hadits Nabi tentang pelarangan tersebut. Juga ziarah kubur hukumnya diharamkan bagi wanita bilamana diiringi dengan sesuatu yang dilarang menurut syara'. Seperti bilamana takut terjadi fitnah atau kerasnya suara wanita dengan menangis. Begitupula, ziarah kubur hukumnya diperbolehkan bagi wanita bilamana dekat dengan orang yang terkena musibah dan tidak adanya ciri fitnah yang dilarang oleh syara'.

    Demikian pula, ziarah ke makam Nabi saw hukumnya disunnahkan. Karena, bolehnya nasakh (perubahan hukum Islam) dalam syari'at Islam. Memang, pada awal perintahan Nabi saw ziarah kubur itu hukumnya diharamkan, karena umat Islam pada masa itu masih ada kedekatannya dengan kebiasaan mereka pada zaman jahiliyah.Juga masih adanya kebiasaan menyembah berhala. Selain itu, mereka juga suka berbuat niyahah (meratapi mayit) atau lainya yang diharamkan ketika melakukan ziarah kubur. Kemudian, hukum haram ziarah kubur tersebut diganti dengan hukum sunnah setelah adanya kejelasan dalam aqidah Islam, tertancapnya kaedah-kaedah dan hukum-hukum Islam di dada mereka.

    Dengan demikian, seorang mukmin harus selalu mengingat mati. Karena, mengingat mati adalah persiapannya orang-orang yang akan mati, baik untuk saat ini maupun saat yang akan datang.

    Di dalam kitab "Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Shalihin" jilid 1 halaman 500 masalah ziarah kubur diterangakn sebagai berikut:

    و عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه و سلم كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه و سلم يخرج من أخر الليل الى البقيع , فيقول : السلام عليكم , دار قوم مؤمنين , و اتاكم ما توعدون , غدا مؤجلون , و انا ان شاء الله بكم لاحكون ! اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد
    رواه مسلم

    Artinya :

    Dari 'Aisyah ra berkata: "Setiap Rasulullah saw bergilir bermalam di tempat 'Aisyah, pada akhir malam beliau keluar menuju ke makam Baqi', kemudian mengucapkan: Assalaamu 'alaikum daara qaumin mu'minina wa ataakum maa tuu'aduuna ghadan mu'ajjaluuna, wa innaa insyaa Allaahu bikum laahikuun. Allaahummaghfir li ahli Baqi'il Gharqad (Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan kaum mu'minin, dan akan datang kepada kalian apa-apa yang dijanjikan besok pada masa yang telah ditentukan. Dan insya Allah aku akan menyusul kalian. Ya Allah ! Ampunilah dosa-dosa penghuni Baqi' Gharqad ! (Hadits Riwayat Muslim).

    Faedah (maksud) Hadits:
    Sunnah hukumnya mengucapkan salam kepada ahli kubur dan bacaan-bacaan yang diucapkan Nabi saw, seperti istighfar. Begitupula, boleh hukumnya berziarah ke kuburan pada waktu malam hari.

    "Gharqad = Nama sebuah pohon yang berduri, tapi pohon itu sudah ditebang dan tidak ada lagi di pemakaman Baqi' - Madinah. 


    Bagi yang mau menambahkan, kami persilahkan .. :) sharing is caring


    Salam,

    Uwie
  • Saat Penjaga Arasy Lupa Dengan Bacaan Tasbih dan Tahmidnya

    1

     

     

    Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Kakbah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”

    Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”

    Orang itu berhenti di satu sudut Kakbah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”

    Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.

    Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

    Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”

    “Belum,” jawab orang itu.

    “Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.

    “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badui itu.

    Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”

    Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.

    Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW.

    Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badui itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”

    Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, lalu berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar.”

    Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”

    Orang Arab badui berkata lagi, “Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”

    Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.

    Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”

    Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.

  • Muhammad Al Fatih – Ini adalah epik antara dua kekuasaan; Byzantium dan Utsmani

    0

    “Ini adalah kisah ketika dunia hanya mengenal dua wilayah, Barat dan Timur. Ini adalah persaingan antara dua negara; Imperium Romawi dan Khilafah Islam. Ini adalah cerita saat dunia terpolarisasi menjadi dua bagian; Kristen dan Islam. Ini adalah epik antara dua kekuasaan; Byzantium dan Utsmani.”

    Saat itu Muhammad Al Fatih adalah seorang pemuda yang umurnya baru menginjak 21 tahun. Namun dengan kedekatan kepada Tuhannya serta dengan segala persiapannya untuk mengemban misi para pendahulunya di Turki Utsmani, akhirnya ia berhasil menaklukkan sebuah peradaban terbaik pada masa itu. Sejarah pasti akan berulang, Muhammad Al Fatih  menyampaikan fakta bahwa pernah ada suatu masa di mana umat Islam berhasil menguasai sebagian wilayah dunia.

    Kita harus bisa belajar dari sejarah umat terdahulu, agar kita dapat melihat pola keberhasilan yang dicapai umat terdahulu dan juga belajar dari kesalahan-kesalahan mereka agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Apa yang beliau lakukan sampai akhirnya beliau mampu menaklukan Konstantinopel bukanlah proses yang mudah. Beliau memulainya dengan perencanaan yang matang. Mulai dari menyiapkan persenjataan, menyiapkan para Al-Ghazi(pasukan yang berjuang untuk islam) terbaik, melakukan banyak negosiasi dengan Negara-negara lain dan menjalin koalisi, serta mempersiapkan segala keperluan logistik untuk pasukan di sepanjang perjalanan.

    Sampai akhirnya, pada 29 Mei 1453, beliau benar-benar merealisasikan hadits Rasulullah yang disampaikan sekitar delapan abad sebelumnya. Ia membuktikan bahwa Ia adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baiknya pasukan.

    Penuh Inspirasi dan Pembelajaran

    Sebuah taktik perang yang terperinci dan memiliki element of surprise, begitulah gambaran sebuah taktik perang ala Muhammad Al Fatih. Disaat yang paling genting dalam upaya penaklukan Konstantinopel, seorang Muhammad Al Fatih mampu menelurkan sebuah ide yang terbilang sangat mustahil dilakukan oleh manusia. Pasukan Al Fatih berhasil memindahkan 72 kapal perang dari selat Bosphorus untuk mengarungi dataran Galata menuju Teluk Tanduk Emas layaknya tengah berlayar dilautan.

    Muhammad Al Fatih adalah seorang sultan yang memiliki kemampuan untuk “see beyond the eye can see”. yaitu melihat lebih daripada yang bisa dilihat oleh mata manusia. Ia sangat yakin akan sabda Nabi. Keyakinan ini secara langsung berdampak pada pandangannya dalam menjalani kehidupan. Ia memiliki Aqidah yang kuat dan keimanan yang membuatnya mampu meyakini apa yang tidak mudah dipercayai oleh manusia. Pandangan serta impiannya seakan jauh melampaui kehidupan dunia itu sendiri.

    Dari seorang Al Fatih, kita belajar bahwa kemenangan yang didapatkan Islam hanya bisa dicapai atas izin Allah. Pemimpin penaklukan tersebut diberikan gelar pemimpin terbaik bukan hanya karena semata-mata berhasil membebaskan Konstantinopel tetapi juga karena kedekatan Beliau kepada Sang Maha pencipta. Muhammad Al Fatih mungkin menjadi satu-satunya pemimpin yang tak pernah meninggalkan salat rawatib sejak ia aqil baligh sampai saat wafatnya. Ia juga tak pernah meninggalkan salat tahujud ditengah malam untuk berdialog dengan Allah dikeheningan pada sepertiga malam.

  • DAHSYATNYA SURAT AL-IKHLAS

    0





    Sempatkanlah untuk membaca tulisan ini,Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada suatu ketika bersabda:

    "Demi Allah yg jiwaku digenggaman-Nya,sesungguhnya QUL HUWALLAHU AHAD itu tertulis disayap Malaikat Jibrilb a.s.
    ALLAHUS SOMAD itu tertulis disayap Malaikat Mikail a.s.
    LAMYALID WALAM YUULAD tertulis pada sayap Malaikat Izrail a.s.
    WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AHAD tertulis pada sayap Malaikat Israfil a.s.

    Berkata Ibnu Abbas r.a.bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

    "Ketika saya (Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam) Isra' ke langit,saya melihat Arasy di atas 360.000 pilar dan jarak jauh antara satu pilar ke satu pilar yg lain ialah 300.000 tahun perjalanan.
    Pada tiap-tiap pilar itu terdapat padang pasir yg jumlahnya 12.000 dan luasnya setiap satu padang itu seluas dari timur hingga ke barat.

    Pada setiap padang itu terdapat 80.000 Malaikat yg mana kesemuanya membaca Surat Al-Ikhlas.

    Setelah mereka selesai membaca Surat tersebut,maka berkata mereka

    "Wahai Tuhan Kami,sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yg membaca surah Al-Ikhlas baik lelaki maupun perempuan."

    Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan Surat Al-Ikhlas.
    Suatu ketika 70.000 Malaikat di utus datang kepada seorang sahabat di Madinah yg meninggal.

    Kedatangan para Malaikat itu hingga meredupkan cahaya matahari,70.000 Malaikat di utus hanya karena almarhum sering membaca Surat ini.
    Anas bin Malik yg saat itu bersama Nabi Muhammad SAW di tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasanya dan Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW untuk memberitakan kejadian yg sedang terjadi di Madinah.

    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda

    Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia,maka tubuhnya tidak akan membusuk didalam kuburnya,akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para Malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke Syurga."(HR.Qurthuby).

    Subhanallah......
    Saudaraku fillah....
    Semoga kita bisa mengamalkannya setiap waktu.
  • Ketika Usaha Dakwah Terhenti

    0



    Ketika Khadijah rha. menemui suaminya Baginda Muhammad SAW. Ia (Khadijah rha) baru saja pulang dari rumah Waraqah. Ia menanyakan tentang tanda-tanda kenabian yang ada pada suaminya, pada saat itu lah Rasulullah SAW menerima wahyu ke-dua awal surah Al-Mudatsir. Rasulullah SAW kemudian berkata kepada istrinya "Tidak ada waktu lagi untuk istirahat... Jibril AS telah menyampaikan perintah Allah SWT kepadaku agar aku menjumpai setiap orang untuk mengajaknya kepada Islam, wahai istriku siapakah orang yang akan mengikutiku". "Aku ya Rasulullah, aku mengimani bahwa Allah SWT tiada tuhan selain Dia dan engkau adalah Rasulullah" Jawab Khadijah rha.

    Demikianlah awal pengorbanan mereka yang tiada berhenti sehingga segala keperluan diri dikebelakangkan hanya untuk kemuliaan Islam. Hingga di akhir hayatnya Rasululah SAW ketika ditemani oleh Jibril AS yang datang untuk menghiburnya, Beliau SAW bertanya "bagaimana keadaan ummatku sepeninggalanku?". Keadaan ummatnya saja yang terfikir hingga akhir hayatnya.

    Menjelang akhir hayatnya Rasulullah SAW mengirim satu jema'ah besar keluar kota Madinah dipimpin seorang panglima yang masih sangat muda, anak dari seorang bekas budak hamba sahaya yang kemudian menjadi anak angkat Beliau, Usamah bin Zaid r.ahuma. Belum sampai ke tujuan Jema'ah tersebut mendapat berita tentang wafatnya Baginda Rasulullah SAW. Akhirnya diputuskan jema'ah tersebut kembali ke Madinah.

    Di Madinatul Munawwarah keadaan pun sedikit kacau, karena begitu sedih dan bingung banyak dari sahabat r.anhum yang tidak tahu harus berbuat apa pada saat itu. Umar ra. menghunuskan pedang berkeliling Madinah sambil berkata tidak mungkin Rasulullah SAW wafat, Utsman ra. hanya diam tidak tahu berbuat apa.. Sehingalah Abu Bakar ra., setelah menjenguk jasad Baginda SAW, tampil ke depan menenangkan.

    Singkat cerita...
    Usaha da'wah terhenti sebentar (dalam satu riwayat 7 hari), jema'ah yang dipimpin Usamah ra. belum diberangkatkan. Apa yang terjadi? Alim ulama menerangkan ketika da'wah terhenti sebentar ada 3 perkara besar terjadi:

    1. Diangkatnya ketakutan dari hati orang kafir terhadap orang Islam
    2. Banyak orang kembali murtad dan sebagian tidak mau lagi membayar zakat.
    3. Munculnya Nabi palsu, Musailamah al Kahzab.

    Tentara Romawi dan sekutu-sekutunya mengirim suatu kekuatan besar untuk membumi hanguskan Madinah dan seluruh orang Islam. Abu Bakar ra. memutuskan untuk segera mengirim kembali jema'ah yang sempat tertunda untuk menghadapi tentara kafir dengan tetap dipimpin oleh Usamah ra. Ada sebagian sahabat yang merasa keberatan dan ingin agar Usamah ra. dapat diganti dengan sahabat yang lebih berpengalaman tapi Abu Bakar ra. berkata,

    "Belum lama jasad Rasulullah SAW dikebumikan, sekarang kalian hendak mengubah satu Sunnahnya"!

    Jema'ah tersebut tetap dipimpin oleh Usamah bin Zaid r.anhuma. Semua sahabat yang tidak ada uzur diperintahkan untuk menyertai jema'ah tersebut. Amirul Mukminin, Abu Bakar ra. meminta kesediaan Usamah ra. untuk membolehkan beberapa sahabat tetap tinggal di Madinah untuk tugas-tugas lain. Khalid bin Walid ra. ditugaskan memimpin 500 orang untuk menghancurkan Musailamah al Kahzab, Umar ra. ditugaskan memimpin 50 orang untuk menhadapi mereka yang tidak mau membayar zakat. Sehingga tinggallah di kota Madinah orang-orang tua dan Abu Bakar ra. sebagai Amirul Maukminin untuk mengendalikan keadaan di Madinah. Seorang sahabat lagi bertanya kepada Abu Bakar ra. berkata "Wahai Amirul mukminin kalau semua kita menyertai jema'ah ini bagaimana keadaan kota Madinah yang di dalamnya ada Ummahatul mukminiin, istri-istri Rasulullah SAW". Abu Bakar ra berkata,

    "Aku lebih rela istri-istri nabi diserang musuh dan bangkainya dicabik-cabik serigala daripada agama dan usaha agama ini terhenti".

    Akhirnya Jema'ah tersebut diberangkatkan dengan dilepas sendiri oleh Amirul Mukminin Abu Bakar ra. Di Madinah, semua sahabat yang uzur diperintahkan untuk membuat 'amalan masjid. Mengisinya dengan Da'wah menjumpai orang-orang di Madinah yang keyakinannya goyah atau telah keluar dari Islam untuk dapat kembali kepada Islam. Mereka kemudian diajak ke Masjid Nabawi untuk duduk di dalam majelis dan dibangkitkan semangatnya kembali serta memperbanyak 'amal ibadah dan berdo'a memohon bantuan Allah SWT. Sebagaian lagi diberi tugas untuk melayani tamu-tamu yang datang dan menyiapkan segala keperluan jema'ah masjid.

    Dari usaha dan kerja di Masjid Nabawi tersebut alim ulama menerangkan terbentuk beberapa jema'ah da'wah yang dikirim ke kawasan yang berdekatan dengan Madinah, menjumpai setiap orang yang berada di kabilah terdekat untuk kembali kepada Islam dan Iman. Sehingga di dalam suatu riwayat selama tiga hari-tiga malam di kota Madinah tidak terdengar suara adzan.

    Kembali kepada Jema'ah yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ra. Selama perjalanan untuk menghadapi tentara kafir mereka telah berhenti beberapa kali. Alim ulama menerangkan bahwa Usamah ra. telah memerintahkan jema'ah tersebut untuk berhenti dan membongkar segala perlengkapan dan memasang tenda dan berbagai keperluan lainnya. Ketika semua telah selesai, ia, Usamah ra. memerintahkan untuk melanjutkan perjalanan. Semua sahabat r.ahum tha'at. Mereka segera membongkar tenda mengumpulkan segala perbekalan dan sebagainya. Di tempat yang lain Usamah ra. memberikan perintah yang sama sehingga beberapa kali jema'ah tersebut membongkar memasang dan membongkar lagi perbekalan serta tenda mereka.

    Alim ulama menerangkan bahwa walaupun pada zhahirnya terlihat seperti tidak teratur dan tidak terorganisir akan tetapi dengan ketha'atan kepada Amir dan bergeraknya mereka tersebut fii sabilillaah. Allah SWT telah tanamkan kembali di dalam hati musuh Islam ketakutan terhadap ummat Islam. Tentara Romawi dan sekutunya menjumpai bekas-bekas perkemahan dan barang-barang perbekalan sahabat r.ahum dapat menghitung berapa kekuatan pasukan Muslimin. Di tempat yang lain mereka menjumpai tanda-tanda bahwa di tempat itu juga sepasukan yang besar pernah berkemah. Sehingga akhirnya tentara musuh Islam tersebut berkesimpulan kalau dengan jumlah sahabat r.ahum sedemikian besar yang berada di luar Madinah maka pasti jumlah yang lebih besar lagi ada di dalam Madinah. Dan mereka memutuskan untuk mundur karena mereka yakin mereka tidak akan menang menghadapi orang Islam. Begitu juga Musailamah al Kahzab dan pengikutnya beserta benteng di Yamamah yang telah didirikannya akhirnya dapat di hancurkan.

    Tiga perkara besar yang terjadi akibat usaha da'wah terhenti sebentar akhirnya dapat dikembalikan. Orang-orang kembali kepada Islam dan mau membayar zakat, Allah SWT tanamkan kembali ketakutan di dalam hati musuh Islam dan Allah SWT hancurkan nabi palsu.
  • Dakwah Khalid bin Walid ra. di medan perang

    0



    Menurut Al-Waqidi dan lainnya, mereka berkata: Satu peristiwa, pada pertempuran Yarmuk, keluarlah dari barisan musuh seorang panglima besar musyrik, lalu dia menyeru Khalid bin Al-Walid untuk keluar dari barisan kaum Muslimin. Khalid pun keluar dengan kuda tangkasnya, hingga hampir-hampir kedua kuda itu berlaga kerana ketangkasannya. Maka berkatalah panglima pasukan musyrik itu yang bernama Jarjah:

    "Engkaukah yang dikenal Khalid, panglima pasukan ini?".
    "Ya, aku Khalid pedang Allah!" jawab Khalid.
    "Khalid, pedang Allah?" tanya Jarjah lagi.
    "Ya", jawab Khalid. "Dan engkau siapa?"
    "Aku Jarjah, panglima perang!"
    "Apa maksudmu memanggil aku ke sini?" tanya Khalid.
    "Hai Khalid! Bicaralah yang benar, dan jangan berdusta! Sebab orang yang merdeka itu tidak berdusta. Dan jangan pula engkau menipuku, kerana orang yang berkedudukan seperti engkau ini tidak akan menipu yang lain, apa lagi bila hal itu ada pertaliannya dengan Allah!" jarjah ingin menguji kejujuran Khalid.
    "Baiklah", jawab Khalid. "Aku akan berkata benar dan menjawab sesuai dengan kehendakmu!"
    "Engkau mengaku diri sebagai pedang Allah, bukan?" tanya Jarjah.
    "Ya", jawab Khalid pendek
    "Apakah Allah telah menurunkan pedang itu dari langit kepada Utusan kamu, lalu dia menyerahkan pedang itu kepadamu, dan engkau tidak akan menghunuskan kepada sesiapa pun, melainkan engkau akan mengalahkannya?" Jarjah meminta penerangan dari Khalid.
    "Tidak!" jawab Khalid pendek lagi.
    "Oh, tidak?!" Jarjah mengejek. "Jadi bagaimana engkau dipanggil sebagai pedang Allah? Bukankah itu ajaib sekali?!" Jarjah menambah lagi.
    "Tidak ajaib, jika engkau mendengar cerita yang sebenarnya!" jawab Khalid.
    "Kalau begitu ceritakanlah kepadaku!" pinta Jarjah.
    "Sekarang dengarlah ceritanya: Sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kita UtusanNya, lalu Beliau mengajak kami memeluk Islam, tetapi kami menjauhkan diri darinya, dan kami sekalian menyingkirkannya. Meskipun begitu ada juga setengah dari kami yang mempercayainya dan mengikutnya, manakala yang lain mendustakannya dan menentangnya, dan jika engkau ingin tahu aku adalah di antara orang-orang yang mendustakannya dan menentangnya", Khalid menceritakan dirinya dengan jujur.
    "Sesudah itu?" tanya Jarjah yang mendengar dengan penuh minat.
    "Kemudian Allah telah melembutkan hati kami, dan membukakan pemikiran kami, lalu kami diberiNya petunjuk untuk memeluk Islam, dan kami pun memberikan kesetiaan kami kepadanya", Khalid berdiam sebentar mengenang dirinya di masa lalu.
    "Kemudian, apa yang berlaku?" tanya Jarjah lagl
    'Kerana aku memeluk Islam itulah, maka beliau berkata kepadaku: Hai Khalid! Engkau ini adalah pedang dari pedang-pedang Allah, yang dihunuskan Allah ke atas kaum musyrik, dan beliau mendoakan bagiku dengan kemenangan!" jelas Khalid.
    "Sebab itulah engkau dikenal dengan pedang Allah?!" tanya Jarjah.
    "Ya, aku rasakan itu, dan aku orang yang paling keras di antara pasukan Islam ke atas kaum musyrik", 'jelas Khalid lagi.
    "Baiklah", tanya Jarjah. "Engkau membawa pasukanmu ke sini itu, untuk apa?"
    Aku datang ke sini untuk menyeru orang-orang seperti kamu kepada Islam, dan mempercayai Tuhan yang Satu!" jawab Khalid.
    "Tuhan yang Satu?" tanya Jarjah.
    "Ya, dengan menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwasanya Muhammad itu adalah Utusan Allah, serta meyakini bahwa apa yang dibawa Muhammad itu adalah dari Allah yang Maha Mulia", terang Khalid.
    "Kalau kami tidak mahu menerimanya?"
    "Bayar upeti, dan kami akan melindungi kamu!"
    "Kalau kami tidak mahu membayar upeti itu?"
    "Kami akan memerangi kamu habis-habisan!"
    "Baiklah, apa kedudukan orang yang mengikut seruanmu itu, dan yang mendampingkan diri dalam apa yang engkau seru itu?"
    'Kedudukannya dengan kami sama tentang apa yang difardhukan Allah ke atas kami sekalian, baik dia orang berpangkat atau orang yang rendah, yang pertama memeluk Islam dan yang kebelakangan! Yakni siapa yang mengikut Muhammad sekarang ini akan memperoleh pahala yang sama dengan siapa yang telah mengikutnya lama sebelum ini, iaitu balasannya dan kelebihannya?!"
    "Bagaimana itu?" Jarjah meminta penjelasan.
    "Ya", jawab Khalid, "bahkan boleh jadi lebih utama lagi".
    "Bagaimana sampai begitu? Bagaimana agamamu menyamakan orang-orang ini dengan kamu, padahal kamu sudah mendahului mereka?" tanya Jarjah.
    "Mudah saja!" jawab Khalid. "Kita orang-orang yang terdahulu memeluk Islam secara terpaksa, kerana kita telah menentangnya sebelum itu. Kemudian kita memberikan kesetiaan kami kepadanya sedang dia hidup di sisi kita, berita-berita langit sedang turun kepadanya, dia memberitahu kita tentang firman-firman Allah itu serta dibuktikannya dengan keterangan-keterangan yang tidak dapat diragukannya lagi", kata Khalid.
    "Jadi, apa alasannya?" tanya Jarjah lagi.
    "Jadi orang-orang seperti kita ini sudah melihat semua bukti-bukti itu, dan kami mendengar sendiri darinya, sudah seharusnyalah kami mengikutnya dan menganut kepercayaannya. Tetapi kamu tidak seperti kami, kamu tidak melihat apa yang kami lihat, dan kamu tidak mendengar seperti apa yang kami dengar dan berbagai keajaiban dan bukti-bukti yang membenarkan seruan dan dakwaannya. Jadi barangsiapa yang mengikut perkara ini di antara kamu dengan kebenaran dan niat yang baik, tentulah dia lebih utama dari kami".
    Jarjah terharu dengan penerangan Khalid itu, lalu dia berkata: "Demi Allah, aku yakin engkau telah mengatakan yang benar, dan engkau tidak menipuku!"
    "Demi Allah, aku telah berkata yang benar, tiada suatu pun yang aku sembunyikan, dan Allah telah membantuku untuk menjawab soalan-soalanmu itu dengan yang benar", terang Khalid.
    "Kalau begitu, apa gunanya lagi aku menyandang perisai ini", kata Jarjah, dia lalu melepaskannya, sambil memeluk Khalid dan berkata: "Hai Khalid! Ajarkanlah aku agama Islam itu!" pinta Jarjah.
    Khalid Ialu mengajak Jarjah datang ke kemahnya, lalu disiramkan ke atasnya dengan qirbah air (kulit kambing yang dibuat untuk mengisi air), kemudian diajaknya Jarjah bersembahyang dengannya dua rakaat.

    Akhirnya pasukan Romawi kecewa apabila Jarjah tidak kembali lagi kepada mereka. Lalu mereka memulai penyerangannya kepada pasukan Islam, dan pada mulanya mereka merasa bangga dengan kemenangan kecil di mana mereka dapat mematahkan sayap-sayap pasukan Islam, kecuali yang sedang dipertahankan oleh lkrimah bin Abu jahal ra. dan Al-Harits bin Hisyam ra. Khalid bin Walid ra. pun keluar ke medan peperangan untuk menyelamatkan pasukan Islam, dan keluar bersamanya Jarjah yang baru memeluk Islam. Keduanya pun memimpin pasukan Islam di tengah-tengah pasukan Romawi yang mencoba mengepung pasukan Islam. pasukan Islam pun berteriak semangat dan menggempur di belakang panglimanya, si pedang Allah, sehingga akhirnya pasukan Romawi tidak mampu bertahan lagi, dan mereka pun mundur kebarisan mereka yang asal. Khalid terus berjuang pedang dengan pedang bersama-sama pasukan Islam yang telah kembali semangat perjuangannya, sedang Jarjah turut berjuang sebelah-menyebelah dengan pasukan Islam dari sejak tengahari hingga matahari akan terbenam, dan masuk waktu maghrib. pasukan Islam bersembahyang shalat Dzhuhur dan Asar secara menunduk-nunduk saja kerana hebatnya pertarungan yang berlaku di antara dua pihak itu. Akhimya Jarjah, moga-moga Allah merahmatinya, gugur syahid setelah mendapat luka-luka berat, dan dia tidak bersembahyang kepada Allah selain dua rakaat yang dikerjakannya dengan Khalid ra. ketika dia memeluk Islam itu.

    (Al-Bidayah Wan-Nibayah 7:12 - Menurut Abu Nu'aim dalam "Dalaa'ilun Nubuwah", nama panglima Romawi itu ialah jarjir bukan jarjah.)
  • Kisah Perang Badar

    0

                                                      " gambar hanya ilustrasi "


    Perang Badar terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Rasulullah Shallalaahu 'alayhi wa sallam telah memberikan semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah suku Quraish yang akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar dengan 300 lebih tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah dagang yang hanya terdiri dari 40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang tetapi hanya untuk menunjuk kekuatan terhadap mereka. Khafilah dagang itu lolos, tetapi Abu Sufyan telah menghantar pesan kepada kaumnya suku Quraish untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum Quraish maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang cukup untuk beberapa hari.

    Kafir Quraish ingin menjadikan peperangan ini sebagai kemenangan bagi mereka yang akan meletakkan rasa takut di dalam hati seluruh kaum bangsa Arab. Mereka hendak menghancurkan Muslimin dan mendapatkan keagungan dan kehebatan. Banyangkan, pasukan Muslimin dengan jumlah tentara yang kecil (termasuk 2 ekor kuda), keluar dengan niat mereka hanya untuk menghadang 40 lelaki yang tidak bersenjata akan tetapi harus menghadapi pasukan yang dipersiapkan dengan baik -3 kali- dari jumlah mereka. Rasulullah SAW dengan mudah meminta mereka Muslimin untuk perang dan mereka tidak akan menolak, akan tetapi, beliau SAW ingin menekankan kepada pengikutnya bahwa mereka harus mempertahankan keyakinan dan keimanan dan untuk menjadi pelajaran bagi kita. Beliau SAW mengumpulkan para sahabatnya untuk mengadakan musyawarah. Banyak di antara sahabat Muhajirin yang memberikan usulan, dengan menggunakan kata-kata yang baik untuk menerangkan dedikasi mereka. Tetapi ada seorang sahabat yaitu Miqdad bin Al-Aswad ra., dia berdiri dihadapan mereka yang masih merasa takut dan berkata kepada Rasulullah SAW,

    "Ya Rasulullah (SAW)!, Kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan oleh bani Israel kepada Musa (AS), 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, kami duduk (menunggu) di sini'( Dalam surah Al-Maidah). Pergilah bersama dengan keberkahan Allah dan kami akan bersama dengan mu !".

    Rasulullah SAW merasa sangat suka, akan tetapi Rasulullah hanya diam, beliau menunggu dan beberapa orang dari sahabat dapat mengetahui keinginan Beliau SAW. Sejauh ini hanya sahabat Muhajirin yang telah menyatakan kesungguhan mereka, akan tetapi Beliau menuggu para sahabat Anshor yang sebagian besar tidak hadir dalam baiat 'Aqaabah untuk turut serta dalam berperang melawan kekuatan musuh bersama-sama Rasulullah SAW di luar kawasan mereka. Maka, pemimpin besar sahabat Anshor, Sa'ad bin Muadh angkat bicara, "Ya Rasulullah (SAW) mungkin yang engkau maksudkan adalah kami". Rasulullah SAW menyetujuinya. S'ad kemudian menyampaikan pidatonya yang sangat indah yang mana dia berkata,

    "Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat kepadamu... Demi ALlah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami akan ikut memasukinya bersamamu dan tidaka ada seorangpun dari kami yang akan tertinggal di belakang... Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah".

    Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai bersabda, "Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring kalah". Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah yang berada di utara Mekkah). Seorang sahabat bernama, Al-Hubab bin Mundhir ra., bertanya kepada Rasulullah SAW, " Apakah ALlah mewahyukan kepadamu untuk memilih tempat ini atau ianya strategi perang hasil keputusan musyawarah?". Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah hasil strategi perang dan keputusan musyawarah". Maka Al-Hubab telah mengusulkan kembali kepada Rasulullah SAW agar pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya [*]. Kemudian Sa'ad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng sementara Sa'ad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.

    Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang-panjang malam dengan berdoa dan beribadah walaupun beliau SAWmengetahui bahwa Allah ta'ala telah menjanjikannya kemenangan. Ianya melebihi cintanya dan penghambaannya dan penyerahandiri kepada Allah ta'ala dengan ibadah yang Beliau SAW kerjakan. Dan ianya telah dikatakan sebagai bentuk tertinggi dari ibadah yang dikenal sebagai 'ainul yaqiin.
  • Copyright © 2013 - Designed by Johanes Djogan

    Sharing is Caring - Powered by Blogger - Redesigned by Cuwie